Thursday, December 30, 2010

China Town 'Pecinan' Peunayong Banda Aceh

China Town 'Pecinan' Peunayong (Sumber : http://www.lestariheritage.net/aceh/support/sites21a.jpg)
Posisi Aceh yang berada du ujung barat Indonesia serta berada diujung pulau menjadi sebuah cerita tersendiri. Salah satunya menjadi tempat persinggahan bagi mereka yang melintas. Kebanyakan dari mereka yang melintas merupakan pedagang-pedagang dari negeri seberang yang datang untuk menjajakan dagangannya, melakukan transaksi barter, hingga melakukan kerjasama dengan penduduk lokal. Kondisi ini merupakan hal yang terjadi bukan saat sekarang dimana internet sudah menjadi kebutuhan, melainkan hal yang anda temui pada masa lampau.
Ya, kebanyakan dari mereka yang datang, merupakan orang timur, datang dari Jepang, Korea, Taiwan, China, dan negara timiur disekitarnya. Mereka yang singgah di ujung pelabuhan Aceh ini melaksanakan transaksi jual-beli disana. Peunayong, merupakan nama daerah itu. daerah yang dijadikan tempat transaksi bagi mereka.
Sedikit melihat kebelakang, keberadaan para pendatang ini di Bumi Aceh memang sudah lama. Tapi semua ini tidak lepas dari campur tangan Belanda yang membangun Jembatan Peunayong (yang menghubungkan Peunayong dengan Pasar Aceh) yang rendah sehingga kapal - kapal tidak dapat berjalan lagi sehingga menyebabkan matinya perdagangan di daerah itu. Perdagangan yang biasanya terjadi di kapal atau di sungai, kini "mencari" lokasi baru, maka, daratan disekitar krueng dan Jembatan menjadi pilihan.
Kalau ditilik lebih dalam mengenai hubungan etnis Tionghoa dengan Aceh, Menurut sebuah Karya Tulis yang pernah diunggah oleh Balai Arkeologi Medan, ternyata pada 1282 M, diketahui bahwa Raja Samudra Pasai mengirim 2 orang utusan (Sulaiman dan Syamsudin) ke negeri China. Diduga inilah awal mula hubungan antara Tionghoa & Aceh, dimana setelah itu, Aceh dan Tionghoa sering melakukan kunjungan ke China dan sebaliknya, yang berujung pada kondisi seperti sekarang ini.
Kelanjutan dari proses sebelumnya, Kaum tionghoa lalu mulai menetap di Aceh & membangun deretan Ruko typical bergaya China-Colonial yang selanjutnya menjadi tempat bagi aktivitas Jual-Beli. Ruko-ruko yang ada dikawasan itu dipergunakan sebagai toko pada lantai pertama dan pada lantai dua digunakan sebagai tempat tinggal. Kawasan ini sering juga disebut Pecinan atau China Town layaknya China Town yang ada di Amerika, Kanada, maupun negara-negara Asia Tenggara seperti Singapura, Penang Malaysia, dan lainnya. Hanya saja Pecinan didaerah kita hanyalah sebatas nama karena dari segi penampilan masih kalah jauh jika dibandingkan dengan China Town yang ada di negara-negara lain.
China Town 'Pecinan' Peunayong (Sumber : Pribadi)
Sebuah arsitektur yang khas disepanjang jalan Ahmad Yani dan R.A Kartini itu memberi kesan tersendiri pada orang-orang yang melihatnya. Tipe-tipe arcade pada pertokoannya dengan lengkungan, ukiran khas pada bagian tritisan hingga bentuk Jendela yang begitu unik bisa Anda lihat pada daerah Pecinan ini. Sayang, kurangnya perawatan membuat kompleks ruko ini menjadi terabaikan. bahkan beberapa diantaranya sudah tidak digunakan lagi karena kondisinya pasca bencana gempa bumi dan tsunami yang menimpa Banda Aceh pada 26 Desember 2004 silam.
Selain kurangnya perawatan, pemanfaatan yang ada juga begitu minim. Bagaimana tidak, jika saja daerah ini dimanfaatkan sebagai area wisata kuliner pasti akan mendatangkan respon positif bagi para treavellers. Memang, Jalan Ahmad Yani kini telah digunakan sebagai area kuliner yang dikenal dengan 'Rex' dimana mulai dari petang hingga malam, jalanan ditutup dan dan dipergunakan sebagai area makan dengan gerobak-gerobak khas berbagai jenis makan siap melayani di pinggiran jalannya. Tapi ada baiknya jika daerah ini lebih dimaksimalkan layaknya China Town sesungguhnya.
Little Shanghai, China Town at Penang, Malaysia (Sumber : http://penangonlinedirectory.com/images/CT2.JPG)
China Town 'Pecinan' Peunayong, Banda Aceh, Indonesia (Sumber : http://melayuonline.com/pict/p48f7fedce329e.jpg)

Tugas Mata Kuliah Apresiasi Arsitektur "Arsitektur dipandang dalam Sejarah"

1 comments:

Recommended News said...

Tulisan lain, studi tentang Kawasan Pecinan Peunayong dapat dilihat di download sini:

http://www.textroad.com/pdf/JBASR/JBASR%201(4)275-282,%202011.pdf
Peunayong Chinatown Banda Aceh Post-Earthquake and Tsunami as Cultural Heritage District
(Departement of Regional and Urban Planning, Faculty of Engineering, Brawijaya University, Malang, Indonesia)

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...