Tuesday, February 8, 2011

The King's Hotel


Seri lanjutan dari parade tugas kampus, kalau sebelumnya ada Aceh Aquatics Center, Laya Hotel & Convention Center, Masjid Jamik Kampus Unsyiah, dan Aceh Residence.. Maka kali ini di postingan ke 5, ada Hotel Bintang 5, sebuah karya dari Suhendar. Mengapa hotel ini begitu menarik? mari kita lihat ulasannya!

"The King's Hotel"


Lokalitas dalam sebuah bangunan memang tidak melulu dituangkan dalam sebuah ukiran. Bentuk-bentuk ukiran tersebut dapat ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih modern. Pastinya, Lokalitas dalam sebuah bangunan dapat dicerminkan lewat konsep bangunan tersebut. The King's Hotel ingin menghadirkan kedua point ini ke dalam bangunannya, lewat proses transformasi, ukiran-ukiran khas lokal aceh kini menyatu dalam bangunan tanpa terkesan 'jadul'. Konsepnya? bagaimana sebuah bangunan modern mampu menggambarkan ciri khas lokal. Selain bentuk-bentuk tadi, bangunan yang berdiri di lahan sempit ini mencoba untuk menjawab permasalahan standar di Aceh. Perparkiran. Dengan lahan sempit ini, perparkiran di atur sedemikian rupa agar tidak mengganggu aktivitas, karena seringkali parkir yang sembarangan sering kita temui di Aceh. Basement merupakan jawaban yang tepat, selain menghemat ruang luar yang selanjutnya bisa dimanfaatkan untuk aktivitas publik, maka diharapkan masalah-masalah ketidakteraturan parkir bisa diatasi.


The King's hotel berbasis pada pelayanan. Ya, Hotel bintang 5 pada dasarnya memang berbasis pada pelayanan, hal inilah yang selanjutnya dikombinasikan dengan lokalitas tadi. Tahukah anda dengan istilah "Peumulia Jamee Adat Geutanyoe"? Istilah ini merupakan istilah yang tidak asing bagi masyarakat Aceh khususnya. Bagaimana tidak, di tahun 2010 kemarin, Pemerintah Kota Banda Aceh sedang gembar-gembornya mengkampanyekan Visit Year 2011 Banda Aceh yang menggunakan slogan tadi, "Peumulia Jamee Adat Geutanyoe", yang artinya "Memuliakan Tamu, adalah Adat kita semua". Selain itu, ada juga slogan klasik yang pastinya sudah sering Anda dengar dari para pedagang, "Pembeli adalah Raja". Dari dua istilah lahirlah The King's Hotel. Yah, untuk istilah yang kedua, pembeli dikonversikan ke dalam label pengunjung hotel. Lewat konsep ini, The King's Hotel senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik bagi para tamunya.


Hmm, lalu apa aplikasi konsep tersebut dalam proses perancangan? Kalau sebelumnya telah disebutkan mengenai perparkiran yang bertujuan untuk membuat para pengunjung merasa nyaman dengan The King's Hotel. Selain itu, penciptaan ruang-ruang yang ada didalam hotel direncanakan sedemikian rupa agar para pengunjung merasa nyaman, yakni lewat pemenuhan fasilitas-fasilitas dan juga ruang-ruang publik yang mampu menampung aktivitas para pengunjung hotel. Selanjutnya ada pencapaian yang mudah menuju hotel. Karena pencapaian meruapakan unsur yang penting bagi sebuah hotel, baik itu pencapaian ke hotel maupun pencapaian ke entrance bangunan itu sendiri. Terakhir, The Kig's hotel dalam kombinasi warna-warna netral yang ikut mendukung kenyamanan para pengunjung hotel (menurut penulis, jika dibandingkan dengan warna-warna gelap ataupun panas seperti warna hitam, merah, dan turunannya).


Yes, All we need is a respond from you guys! Karena dari kritik dan saran bisa jadi pembelajaran buat kita. ^o^ Thanks before!

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...